Berita  

Dinas Kesehatan Lamsel Tangani 1.910 Penderita TBC

banner 120x600

Dinas Kesehatan Kabupaten Lampung Selatan, Provinsi Lampung, menangani sebanyak 1.910 penderita tuberkulosis (TBC) di Lampung Selatan dari Januari hingga Oktober 2024.

Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Dinkes Lampung Selatan Jamaluddin, di Kalianda, Selasa, mengatakan jumlah kasus TBC yang ditemukan 1.910, dan semuanya ditangani serta diobati di seluruh puskesmas dan rumah sakit setempat.

Walaupun Lampung Selatan terbebas dari kejadian luar biasa akibat TBC itu, Dinkes setempat terus melakukan upaya dan langkah-langkah untuk menekan angka penderita TBC, salah satunya dengan mengedukasi masyarakat tentang waspada terhadap penyebaran penyakit itu.

“Kami terus melakukan sosialisasi dan mengimbau kepada masyarakat Lampung Selatan untuk selalu waspada terhadap penyakit TBC, karena masih tingginya kasus tersebut,” ujarnya.

Menurutnya, untuk menekan jumlah kasus TBC, perlu peran semua masyarakat, instansi, dan organisasi yang peduli dalam pencegahan dan penanggulangan penyakit TBC yang merupakan penyakit menular.

“Jadi kasus tuberkulosis itu cara penularannya hampir sama dengan COVID-19, yakni dengan cara melalui percikan dahak,” ujar dia.

Ia meminta masyarakat yang mempunyai gejala TBC, seperti batuk berdahak dua pekan atau lebih itu sebagai gejala utama segera memeriksakan diri ke fasilitas pelayanan kesehatan di daerahnya.

Dinas Kesehatan Kabupaten Lampung Selatan, Provinsi Lampung, menangani sebanyak Dinas Kesehatan Kabupaten Lampung Selatan, Provinsi Lampung, menangani sebanyak 1.910 penderita tuberkulosis (TBC) di Lampung Selatan dari Januari hingga Oktober 2024.

Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Dinkes Lampung Selatan Jamaluddin, di Kalianda, Selasa, mengatakan jumlah kasus TBC yang ditemukan 1.910, dan semuanya ditangani serta diobati di seluruh puskesmas dan rumah sakit setempat.

Walaupun Lampung Selatan terbebas dari kejadian luar biasa akibat TBC itu, Dinkes setempat terus melakukan upaya dan langkah-langkah untuk menekan angka penderita TBC, salah satunya dengan mengedukasi masyarakat tentang waspada terhadap penyebaran penyakit itu.

“Kami terus melakukan sosialisasi dan mengimbau kepada masyarakat Lampung Selatan untuk selalu waspada terhadap penyakit TBC, karena masih tingginya kasus tersebut,” ujarnya.

Menurutnya, untuk menekan jumlah kasus TBC, perlu peran semua masyarakat, instansi, dan organisasi yang peduli dalam pencegahan dan penanggulangan penyakit TBC yang merupakan penyakit menular.

“Jadi kasus tuberkulosis itu cara penularannya hampir sama dengan COVID-19, yakni dengan cara melalui percikan dahak,” ujar dia.

Ia meminta masyarakat yang mempunyai gejala TBC, seperti batuk berdahak dua pekan atau lebih itu sebagai gejala utama segera memeriksakan diri ke fasilitas pelayanan kesehatan di daerahnya. penderita tuberkulosis (TBC) di Lampung Selatan dari Januari hingga Oktober 2024.

Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Dinkes Lampung Selatan Jamaluddin, di Kalianda, Selasa, mengatakan jumlah kasus TBC yang ditemukan 1.910, dan semuanya ditangani serta diobati di seluruh puskesmas dan rumah sakit setempat.

Walaupun Lampung Selatan terbebas dari kejadian luar biasa akibat TBC itu, Dinkes setempat terus melakukan upaya dan langkah-langkah untuk menekan angka penderita TBC, salah satunya dengan mengedukasi masyarakat tentang waspada terhadap penyebaran penyakit itu.

“Kami terus melakukan sosialisasi dan mengimbau kepada masyarakat Lampung Selatan untuk selalu waspada terhadap penyakit TBC, karena masih tingginya kasus tersebut,” ujarnya.

Menurutnya, untuk menekan jumlah kasus TBC, perlu peran semua masyarakat, instansi, dan organisasi yang peduli dalam pencegahan dan penanggulangan penyakit TBC yang merupakan penyakit menular.

“Jadi kasus tuberkulosis itu cara penularannya hampir sama dengan COVID-19, yakni dengan cara melalui percikan dahak,” ujar dia. Dilansir dari Antara

Ia meminta masyarakat yang mempunyai gejala TBC, seperti batuk berdahak dua pekan atau lebih itu sebagai gejala utama segera memeriksakan diri ke fasilitas pelayanan kesehatan di daerahnya. (*)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *