KALIANDA – Proyek waterbreak yang berada di pesisir pantai Desa Maja, Kecamatan Kalianda, Lampung Selatan (Lamsel) kembali dilakukan pemeriksaan oleh Balai Besar Wilayah Sungai Mesuji Sekampung.
Tahapan Final Hand Over (FHO) tersebut, sebagai pemeriksaan tahap akhir dari pelaksanaan proyek pembangunan pengaman pantai tahun 2021. Yakni, usai masa perawatan (retensi) oleh pihak pelaksana kerja.
Diketahui, pembangunan pengaman pantai di Desa Maja, Kecamatan Kalianda pada tahun 2021 lalu dikerjakan oleh PT. Mina Fajar Abadi dengan panjang sekitar 1,33 km dan nilai kontrak sebesar. Rp. 38.061.681.300,00
Dari pantauan media di lokasi, pada pemeriksaan tersebut dihadiri oleh Ketua Tim Pemeriksa yang juga merupakan Kepala Bidang (Kabid) Operasional dan Pemeliharaan (O&P), Sudarto, Kepala Satker SNVT PJSA Mesuji Sekampung, Eddy Suwandi, PPK Proyek Pengaman Pantai Pesisir Kalianda, Mansyur dan sejumlah tim pemeriksa lainnya.
Berdasarkan hasil pemeriksaan, Ketua Tim Pemeriksa, Sudarto menyatakan bahwa bangunan tersebut berkualitas baik sesuai harapan masyarakat.
“Jika terkait ketahanan bangunan, pastinya kondisional ya. Kalau hanya banjir rob bangunan ini bisa bertahan sampai puluhan tahun bahkan lebih dari 20 tahun sampai 50 tahunan. Kalau memang tidak ada bencana tsunami yang luar biasa,”ujarnya kepada wartawan dilokasi bangunan pengaman pantai Desa Maja, Kamis (8/12/2022).
Sudarto juga mengimbau, agar warga masyarakat dapat turut serta menjaga dan merawat bangunan pemerintah ini. Bahkan, ia menyarankan agar warga dapat memanfaatkan potensi yang ada dari hasil pembangunan pengaman pantai.
“Bangunan ini adalah milik kita semua terutama milik warga sini (Desa Maja, red). Maka sebaiknya, warga dapat memanfaatkan view yang bagus ini. Kalau bangun rumah yang biasanya ngadep ke jalan saja, nah karna dibelakang view nya sudah bagus ya ruangnya bisa dibuat pola menghadap ke dua arah. Jadi, yang biasanya bagian belakang rumah itu dibuat WC, jorok dan kumuh, disini bisa untuk pemandangan yang bagus. Karna bangunan ini juga bisa tuh dibuat untuk joging track atau wisata lain,” imbaunya.
Ia menambahkan, kedepan warga juga dapat membentuk sebuah komunitas agar potensi wisata dari bangunan pengaman pantai di Desa Maja dapat dimanipulasi secara optimal.
“Kan sudah dibuatkan juga sejenis lanscape itu, jadi baiknya nanti bisa dikelola oleh komunitas warga. Pihak desa juga bisa untuk mengelolanya, agar supaya bangunan ini tetap terjaga kebersihan dan perawatannya. Intinya, supaya bagunan ini bisa bertahan dengan baik,” tukasnya.
Sementara, Manager Proyek PT. Mina Fajar Abadi, Ayub Chairul mengungkapkan, tahapan pemeriksaan kali ini adalah tahapan terakhir pada proses FHO. Artinya, tanggungjawabnya selaku pihak pelaksana pekerjaan telah finish. Ia berharap, agar bangunan pengaman pantai di Desa Maja dapat mengurangi kecemasan warga terkait bencana tsunami.
“Yang kita harapkan semoga saja tidak terjadi musibah yang serupa pada tahun 2018 lalu. Tapi, dari bangunan pengaman pantai ini, selain fungsinya sebagai pemecah ombak, dapat juga sebagai penahan banjir rob. Sehingga, potensi membahayakan untuk warga sekitar dapat terminimalisir,” ujarnya.
Senada, Ayub juga mengimbau agar warga dapat memanfaatkan potensi wisata dari hasil pembangunan proyek pengaman pantai Desa Maja ini. Sehingga, diharapkan juga dapat menjadi indikator peningkatan ekonomi masyarakat sekitar.
“Ketika dikelola dengan baik dan optimal, sudah pasti akan memiliki dampak positif bagi peningkatan ekonomi warga masyarakat Desa Maja,” imbuhnya.
“Saya juga ucapkan terimakasih kepada seluruh elemen masyarakat yang telah terlibat danbantu hingga proyek ini selesai. Karena saya juga bukan orang jauh, asli orang sini maka kualitas bangunan juga bisa dipastikan berkualitas sangat baik. Sekali lagi saya ucapkan terimakasih untuk seluruh warga Desa Maja,” tutupnya. (Red)