Jakarta – Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana TNI Yudo Margono, menegaskan kepada para prajurit Satuan Tugas Laut (Satgasla) TNI AL bahwa pengamanan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di Bali bersifat siap tempur.
“Kegiatan ini bukan latihan lagi, karena persenjataan yang dibawa adalah rudal serta torpedo berkepala perang,” tegas Yudo dikutip dari keterangan Dispenal, Jumat (5/11).
Yudo menekankan, kejadian sekecil apapun di tengah penyelenggaraan KTT G20 Bali akan memalukan bagi bangsa Indonesia karena seluruh dunia akan melihat. Oleh karena itu, ia berulang kali menegaskan tugas pengamanan bukan hal yang biasa.
“Terpilihnya Indonesia sebagai tuan rumah adalah suatu kehormatan dan menjadi tanggung jawab bersama untuk memastikan kegiatan G20 berjalan dengan aman dan lancar,” ujar Yudo.
Yudo juga menyampaikan beberapa penekanan kepada seluruh prajurit, yakni selalu update rencana operasi, meyakinkan seluruh personel yang terlibat paham terhadap rencana, memastikan kelengkapan personel dan material serta memahami dan menguasai potensi-potensi ancaman.
“Persiapkan tindakan-tindakan yang tepat, dan patuhi rantai komando. Jangan melakukan tindakan-tindakan di luar perintah,” kata Yudo.
Sebelumnya, Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa mengerahkan ribuan prajurit untuk memastikan keamanan para kepala negara dan delegasi yang akan mengikuti KTT G20 Bali, 15-16 November.
Dari total 18.030 personel yang terlibat, TNI mendominasi dengan lebih dari 14 ribu personel sedangkan sisanya berasal dari kepolisian dan institusi lain, yakni 3.200 dari Polri dan 492 dari institusi lainnya. (at)