KALIANDA – Mobilitas armada material batu bolder, yang melintas di Jalan Protokol Lingkar Kota Kalianda, Kabupaten Lampung Selatan (Lamsel) di stop warga setempat.
Penyetopan kendaraan bermuatan kapasitas besar itu dilakukan warga di bilangan Jalan Cindar Boemi, Lingkungan Lakar, Kelurahan Way Urang, Kecamatan Kalianda, Lamsel, Kamis (20/10/2022).
Penyebabnya, warga sekitar seperti mulai geram dengan aktivitas armada muatan batu bolder berkapasitas besar ini, yang diduga menjadi penyebab sejumlah titik sepanjang jalan protokol mulai rusak parah. Diketahui, muatan batu bolder pada armada tersebut tercatat mencapai kisaran 35 ton per rit.
Salah seorang warga Kalianda, Yones Erlangga Tiyas mengungkapkan, pihaknya bersama sejumlah warga lainnya berinisiatif melakukan penyetopan mobilitas armada lantaran menyebabkan jalanan rusak.
“Aksi ini kami lakukan agar jadi teguran untuk pihak perusahaan. Supaya jangan sembarangan melakukan aktivitas kendaraan di jalan lingkar kota. Dalam aturan kan jelas, ada batasan kapasitas tonase. Jenis jalan di Kalianda ini tidak bisa dilintasi kendaraan bermuatan sampai 30 tons. Akibatnya bisa merusak jalan,” tegas Yones kepada wartawan.
Yones juga menambahkan, warga Kalianda menuntut tanggung jawab pihak perusahaan untuk berkomitmen melakukan perbaikan jalan yang rusak akibat mobilitas armada material tersebut. Targetnya, hingga pekerjaan abrasi telah selesai pihak perusahaan harus memperbaiki jalan yang rusak.
“Pokoknya kalau pekerjaan selesai, mereka juga wajib memperbaiki kerusakan jalan. Jangan sampai seperti buang badan. Setelah dapat untung dari pekerjaan itu, lalu pergi begitu saja,” tukasnya.
Perlu diketahui, aktivitas mobilisasi armada material batu bolder itu merupakan perusahaan penyuplai material untuk menunjang kegiatan proyek bangunan pengaman pantai di Kawasan Pesisir Kalianda – Rajabasa, Lamsel.
Berdasarkan informasi yang berhasil dihimpun, kendaraan yang melintas melalui lingkar kota Kalianda ini merupakan suplayer material untuk PT. Surya Citra Wira Adi Kusuma (SCWAK) yang berada di Dermaga Bom Kalianda.
Sayangnya, hingga berita ini diterbitkan, pihak media belum berhasil melakukan konfirmasi kepada pihak perusahaan suplayer material batu bolder. Kabarnya, material tersebut berasal dari PJR Kota Bandar Lampung. (Red)